Mengukir Sejarah di Tanah Legenda: Sejarah Berdirinya PSM Madiun
Apakah Anda pernah mendengar nama Persatuan Sepak Bola Madiun, atau yang lebih dikenal dengan PSM Madiun? Bagi sebagian penggemar sepak bola, namanya mungkin tidak semenggema klub-klub besar di Indonesia saat ini. Namun, di balik julukan Banteng Wilis ini tersimpan sebuah kisah sejarah yang sangat krusial, menjadikannya salah satu pilar penting dalam fondasi sepak bola nasional.
PSM Madiun bukanlah klub biasa. Mereka adalah salah satu dari 7 klub pendiri Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Mari kita telusuri kembali ke masa lalu dan mengungkap bagaimana klub legendaris ini berdiri.
Kelahiran Madioensche Voetbal Bond (MVB)
PSM Madiun secara resmi didirikan pada tanggal 29 Mei 1929. Klub ini awalnya tidak menggunakan nama PSM, melainkan Madioensche Voetbal Bond (MVB).
Pendirian MVB terjadi di tengah masa kolonial Belanda, di mana kegiatan olahraga, termasuk sepak bola, mulai tumbuh subur, meskipun seringkali terbagi berdasarkan ras. MVB menjadi wadah bagi para pemuda pribumi di Madiun yang ingin berpartisipasi dan mengembangkan olahraga sepak bola, menentang dominasi klub-klub Belanda saat itu.
Tujuh Pendiri PSSI: Peran Vital Madiun
Setahun setelah MVB berdiri, organisasi ini memainkan peran yang sangat signifikan dalam sejarah olahraga Indonesia.
Pada tahun 1930, MVB (Madiun) bersama enam klub lainnya—yaitu VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra/Jakarta), BIVB (Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond/Bandung), IVBM (Indonesische Voetbal Bond Magelang), SIVB (Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond/Surabaya), VIM (Voetbalbond Indonesische Mataram/Yogyakarta), dan PSM (Persatuan Sepakbola Mataram/Solo)—sepakat untuk mendirikan sebuah federasi sepak bola nasional.
Peristiwa bersejarah ini terjadi pada 19 April 1930 di Yogyakarta, dan lahirlah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Keberadaan MVB di antara tujuh pendiri ini menegaskan bahwa Madiun adalah salah satu simpul penting dalam perjuangan dan cita-cita sepak bola kebangsaan.
Stadion
Stadion Wilis adalah stadion yang berada di Kota madiun. Stadion ini berkapasitas 25.000 penonton. Stadion ini merupakan markas dari PSM Madiun. Stadion ini juga markas dari tim sepak bola Kota Madiun yang lain yaitu: Madiun Putra FC. Nama Wilis sendiri adalah gunung berapi tidak aktif yang terletak di sebelah tenggara Kota Madiun yang merupakan perbatasan atau wilayah 6 Kabupaten yaitu: Kabupaten Madiun, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek.
Transformasi Nama dan Perjalanan Kompetisi
Seiring berjalannya waktu dan perubahan situasi politik pasca-kemerdekaan, MVB bertransformasi menjadi Persatuan Sepak Bola Madiun (PSM Madiun).
Di era Perserikatan, PSM Madiun menunjukkan potensi yang menjanjikan:
Perserikatan 1932: PSM Madiun berhasil meraih posisi juara ketiga.
Perserikatan 1934: Klub ini menduduki posisi keempat dalam kompetisi.
Meskipun minim gelar juara di era modern, PSM Madiun juga pernah mencatatkan prestasi yang membanggakan, seperti menjadi juara ketiga Piala Indonesia pada musim 1997-1998.
Kebangkitan Sang Banteng Wilis
Setelah sempat mengalami masa sulit dan vakum dari kompetisi, status PSM Madiun kembali dipulihkan. Saat ini, Banteng Wilis tengah berjuang keras di kasta ketiga sepak bola Indonesia, Liga 3, dengan harapan besar untuk kembali naik ke level yang lebih tinggi.
Sejarah yang melekat pada PSM Madiun sebagai pendiri PSSI selalu menjadi pengingat akan pentingnya klub ini bagi Indonesia. PSM Madiun adalah bukti nyata bahwa semangat sepak bola Indonesia telah berakar jauh ke masa lalu, dibawa oleh para pejuang olahraga dari berbagai daerah, termasuk Madiun.

